Makalah Bahasa Indonesia: Membaca Kritis Menulis Ilmiah
Oleh: Bagas Christanta dkk
BAB I
PENDAHULUAN
Membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan kita sebagai mahasiswa yang dituntut untuk menambah wawasan dan mengambangkan ilmu sehingga akan sangat bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan kita yang cermat dan matang. Berdasarkan hal itulah membaca kritis merupakan kegiatan belajar yang penting dan wajib dikuasai oleh mahasiswa. Namun, dalam kegiatan membaca kritis untuk menulis ilmiah perlu diperhatikan teknik – tekniknya, seperti teknik mengenali identitas referensi dan memilih bahan tulisan, teknik menulis kutipan, dan teknik menyusun daftar rujukan agar mendapatkan kesempurnaan dalam penulisan ilmiah.
Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam penulisan, sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah dipahami dan menarik apabila isi dan cara penulisan yang memenuhi persyaratan dan kebiasaan urnum.
Dalam penulisan ilmiah, kita sering mengambil kutipan dari beberapa sumber informasi, baik itu melalui jurnal, artikel , buku, seminar, workshop, situs online dan lain sebagainya. Sehingga seorang mahasiswa perlu mempelajari teknik menggunakan referensi, teknik menulis kutipan dan daftar pustaka atau rujukan.
BAB II
PEMBAHASAN
Makalah Bahasa Indonesia | Membaca Kritis Menulis Ilmiah
1 Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan (Rahardi, 2010).
- Ragam Membaca Kritis
Ada berbagai ragam membaca kritis bergantung pada jenis informasi seperti apa yang kita inginkan, yaitu (Badudu, 1981):
1. Membaca cepat atau sekilas untuk membaca topik
Membaca cepat bertujuan untuk mengetahui informsi secara umum yang dibicarakan dalam tulisan. Dalam hal ini, perlu memfokuskan perhatian pada bagian-bagian tertentu. Kita bisa membaca tulisan dengan cepat/secara sekilas dari awal sampai akhir. Dari kegiatan membaca cepat ini, kita mendapat ide tentang topik tulisan yang kita baca.
2. Membaca cepat untuk informasi khusus
Membaca cepat juga bisa dilakukan jika kita menginginkan informasi khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada bagian-bagian yang kita inginkan. Bagian-bagian yang mengandung informasi yang tidak dinginkan tidak mendapat perhatian dari kita.
3. Membaca Teliti untuk Informasi Rinci
Ketika ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu hal dalam, kegiatan membaca difokuskan pada bagian yang mengandung informasi yang kita ketahui secara rinci. Saat kita sampai pada bagian tersebut, kita membacanya dengan teliti sampai kita benar-benar memahami informasi yang kita dapatkan. Bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan tidak perlu dibaca lebih lanjut.
- Membaca Kritis Tulisan atau Artikel Ilmiah
Membaca tulisan atau artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis informasinya berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan dalam membaca tulisan atau artikel ilmiah (Rahardi, 2010).
1. Menggali tesis atau pernyataan masalah
Tulisan atau artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang masalah yang dibahas. Sebuah tesis biasanya diungkapkan dengan sebuah kalimat dan menilai apakah penulisannya berhasil atau tidak dalam membahas atau memecahkan masalah yang diajukan.
2. Meringkas butir-butir penting setiap artikel
Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kita baca perlu dilakukan karena ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat. Dengan adanya ringkasan, kita juga tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan kalau kita memerlukan informasi dari artikel yang bersangkutan.
3. Memahami konsep-konsep penting ( pandangan ahli, hasil penelitian,dan teori)
Memahami konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk mendukung tesis atau pernyataan umum tulisan. Dengan memahami konsep-konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah, kita juga dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam tulisan.
4. Menentukan bagian yang akan dikutip
Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah juga perlu memperhatikan relevansi bagian tersebut dengan tulisan kita.
5. Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip
Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel perlu menyadari implikasinya, apakah kutipan itu mendukung gagasan yang akan kita kembangkan dalam tulisan atau sebaliknya.
6. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip
Dalam mengutip pernyataan yang ada sebuah artikel, perlu secara jelas meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui atau tidak menyetujui pernyataan yang kita kutip.
- Karakteristik Membaca Kritis
Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir dan bersikap kritis. Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi (Nurhadi, 1987):
a. menginterpretasi secara kritis
b. menganalisis secara kritis
c. mengorganisasi secara kritis
d. menilai secara kritis
e. menerapkan konsep secara kritis
Teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan sikap kritis adalah sebagai berikut yaitu (Nurhadi, 1987):
• Kemampuan mengingat dan mengenali ide pokok paragraf, tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya.
• Kemampuan memahami atau menginterpretasi makna tersirat
• Kemampuan menganalisis
• Kemampuan menilai isi bacaan
2 Menulis Ilmiah
Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat agar pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu satu kalimat harus disusun sesuai dengan kaidah gramatika, sehingga mampu mendukung pengertian baik dalam taraf significance maupun dalam taraf value. Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah, sekurang-kurangnya memuat 4 tahap, yaitu ( Badudu, 1981):
1) Tahap persiapan (pra-penulisan)
Tahap persiapan adalah ketika seseorang merencanakan, mengumpulkan dan mencari informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus tulisan, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati dan lain-lain yang akan memperkaya masukan kognitifnya yang akan diproses pada tahap selanjutnya.
2) Tahap inkubasi
Tahap ketika sesorang memproses informasi yang telah dimilikinya, sehingga mengantarkannya pada kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
3) Tahap iluminasi
Tahap ketika datangnya inspirasi, yaitu gagasan yang muncul secara tiba-tiba dan dilakukan tahap verifikasi atau evaluasi yaitu apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi diperiksa kembali, diseleksi dan disusun sesuai dengan fokus laporan atau tulisan yang diinginkan.
3 Teknik Mengenali Identitas Referensi Dan Memilih Bahan Tulisan
1 Teknik Mengenali Identitas Referensi
Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan dengan baik karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau informasi yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut. Penulis harus menulis daftar referensi yang ada di domain publik yang dapat dibaca oleh pembaca, baik dalam letter, paper, proseding, jurnal, skripsi, thesis, disertasi (Bayu, 2001).
Kata referensi berasal dari inggris reference dan merupakan kata kerja to refer yang artinya menunjukan kepada. Buku referensi adalah buku yang dapat memberikan keterangan topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistika, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal. Pelayanan referensi adalah pelayanan dalam menggunakan buku-buku referensi.di perpustakaan biasanya buku-buku referensi di kumpulkan tersendiri dan di sebut “koleksi referensi” sedangakan ruang tempat penyimpanan disebut ruang referensi. Buku-buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku penunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat di pakai oleh setiap orang pada setiap saat (Bayu, 2001).
Analogi: mengumpulkan bahan tulisan = mengumpulkan bahan bangunan untuk membuat rumah. Banyaknya bahan ditentukan oleh bentuk dan tujuan penulisan. Dalam tulisan ilmiah, bentuk tulisan yang relevan adalah tulisan ekspositori atau eksposisi yang bertujan menjelaskan konsep dan gagasan secara terperinci. Bahan-bahan tulisan dapat digali dari sumber-sumber dokumen, baik berupa buku, jurnal, majalah, koran, maupun informasi yang diakses melalui internet.
2 Cara menelaah buku yang telah ditemukan
Ada cara yang dapat dilakukan, yakni cara daftar isi. Teknik daftar isi, misalnya Masalah Peningkatan Gairah Belajar di Perguruan Tinggi. Judul buku Belajar di Perguruan Tinggi. Langkah yang ditempuh (1) membuka daftar isi, (2) mencari bab dan subbab yang membahas hal belajar, misalnya ditemukan di bab II, (3) membaca dengan cermat bab II yang berkaitan dengan masalah belajar, dan bab lain diabaikan (Bayu, 2001).
Teknik Menulis Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan tidaklah berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis (Rahardi, 2010).
Prinsip-prinsip membuat kutipan (Rahardi, 2010):
- Jangan mengadakan perubahan
- Bila dalam teks asli ada kejanggalan atau kesalahan cetak, penulis dapat membuat catatan singkat dalam tanda [sic!] disisipkan di belakang kata yang salah cetak itu.
- Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka kata-kata tambahan itu harus dicetak lain (tebal, miring atau renggang) dan diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu adalah dari penulis, bukan teks asli.
- Bila ingin menghilangkan bagian-bagian tertentu, harus diberi tanda titik-titik berspasi dalam tanda [….].
- Harus dijelaskan sumber asalnya dengan format-format tertentu, antara lain dengan cara memberi nomor dan catatan kaki.
DAFTAR PUSTAKA
- Baradja, M.F. 1990, Kapita Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP Malang
- Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
- Sophia, S. 2002, Petunjuk Sitasi Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka Online, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor
- Badudu, J.S. 1981. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
- Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo
- Rahardi kunjana, Dr, M.Hum. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga
- Sophia, S. 2002. Petunjuk Sitasi Serta Cantuman daftar Pustaka Bahan Pustaka Online. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.