Aneka Ragam Makalah

Makalah Kondisi Pembelajaran Efektif



Jika bermanfaat, Mohon di Share ya !. kalau sempat sumbang tulisannya ya !
Makalah Kondisi Pembelajaran Efektif
By: Ibrahim Lubis, M.Pd.I

BAB I
PENDAHULUAN

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat. 

Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar, pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
Makalah Kondisi Pembelajaran Efektif

Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan kondisi yang strategi yang dapat membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Dalam menciptakan kondisi yang baik, hendaknya guru memperhatikan dua hal: pertama, kondisi internal merupakan kondisi yang ada pada diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatan, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya. Kedua, kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan serta keadaan lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar, ruangan cukup terang, tidak gelap dan tidak mengganggu mata, sarana yang diperlukan dalam belajar yang cukup atau lengkap.[1] 

Keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas memang tidak semata tergantung guru, tetapi melibatkan banyak faktor, diantaranya keaktifan siswa, tersedianya fasilitas belajar, kenyamanan dan keamanan ruangan kelas dan beberapa faktor lainnya, kendati memang keberadaan guru merupakan faktor penentu dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif. Dalam mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini:

A. Melibatkan Siswa secara aktif
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, antara lain :

a. Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen dsb.
b. Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab, dsb.
c. Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan guru dsb.
d. Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek.
e. Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat surat, membuat karya tulis dsb.

Setiap jenis aktivitas memiliki kadar atau bobot yang berbeda, tergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Yang jelas, aktivitas kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan siswa :
  • Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menggunakan berbagai teknik mengajar.
  • Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  • Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru harus mengetahui minat siswa dan mengaitkannya dengan bahan pembelajaran.

B. Menarik minat dan perhatian Siswa
Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati.[2] 

C. Membangkitkan motivasi Siswa
Motif adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas guru adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar[3]. Berikut ini beberapa cara bagaimana membangkitkan motivasi siswa :
  • Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya;
  • Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa terpancing untuk ikut serta didalam mencapai tujuan tersebut.
  • Guru berusaha mendorong siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  • Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses dengan usahanya sendiri;
  • Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa.
  • Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai seobyektif mungkin.

D. Memberikan pelayanan individu Siswa
Salah satu masalah utama dalam pendekatan pembelajaran adalah kurangnya pemahaman guru tentang perbedaan individu antar siswa. Guru sering kurang menyadari bahwa tidak semua siswa dalam suatu kelas dapat menyerap pelajaran dengan baik. Kemampuan indiviadual mereka dalam menerima pelajaran berbeda-beda. Disinilah sebenarnya perlunya keterampilan guru di dalam memberikan variasi pembelajaran agar dapat diserap oleh semua siswa dalam berbagai tingkatan kemampuan, dan disini pulalah perlu adanya pelayanan individu siswa.[4]

Memberikan pelayanan individual siswa bukanlah semata-mata ditujuan kepada siswa secara perorangan saja, melainkan dapat juga ditujukan kepada sekelompok siswa dalam satu kelas tertentu. Sistem pembelajaran individual atau pembelajaran privat, belakangan ini memang cukup marak dilakukan melalui les-les privat dan atau melalui lembagalembaga pendidikan yang memang khusus memberikan pelayanan yang bersifat individual. Dalam sistem pembelajaran tuntas, pelayanan individu merupakan kegiatan yang mesti dilakukan. Setiap sub materi pelajaran yang disajikan harus dapat dimengerti oleh semua siswa, tanpa terkecuali. Oleh karena itu dalam pembelajaran tuntas, materi pelajaran tidak boleh diteruskan sebelum materi yang sedang diajarkan dapat diserap oleh seluruh siswa.

E. Menyiapkan dan menggunakan berbagai media dalam pembelajaran
Alat peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Sebab, pembelajaran yang mengggunakan banyak verbalisme tentu akan membosankan. Sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik, bila siswa merasa senang dan gembira setiap menerima pelajaran dari gurunya. 

Pembelajaran yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau pengalaman kongkret yang dibantu dengan sejumlah alat peraga dengan memperhatikan dari segi nilai dan manfaat alat peraga tersebut dalam membantu menyukseskan proses pembelajaran di kelas. Di dalam menyiapkan dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :
  • Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diasjikan.
  • Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
  • Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan.

Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya tujuan-tujuan pengajaran sangat tergantung pada kemampuan mengatur kelas yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak didik dapat belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan.[5]

Untuk mewujudkan suasana kelas yang mendukung proses belajar mengajar yang dapat membantu efektivitas proses belajar mengajar[6] yaitu :

1. Memanggil setiap murid dengan namanya
2. Selalu bersikap sopan kepada murid,
3. Memastikan bahwa anda tidak menunjukkan sikap pilih kasih terhadap murid tertentu
4. Merencanakan dengan jelas apa yang anda lakukan dalam setiap pelajaran
5. Mengungkapkan kepada murid-murid tentang apa yang ingin anda capai dalam pelajaran ini
6. Dengan cara tertentu melibatkan setiap murid selama pelajaran
7. Memberikan kesempatan bagi murid untuk saling berbicara
8. Bersikaplah konsisten dalam menghadapi murid-murid.

Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, maka diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.[7] dalam hal ini akan diuraikan beberapa suasana yang efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran:

1. suasana belajar yang menyenangkan
suasana belajar yang menyenangkan membuat pembelajaran akan berjalan efektif, apabila suasana pembelajaran tersebut menyenangkan, peserta didik akan lebih Rileks, Bebas dari tekanan, Aman, Menarik, Bangkitnya minat belajar, Adanya keterlibatan penuh, Perhatian peserta didik tercurah, Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang, pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta didik bergerak), Bersemangat, Perasaan gembira, Konsentrasi tinggi. Suasana pembelajaran yang menyenagkan menghindarkan pembelajaran yang tidak efektif, karena peserta didik tidak Tertekan, Perasaan terancam, Perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana pembelajaran monoton, pembelajaran tidak menarik siswa.[8]

2. Suasana bebas
Suasana bebas atau terbuka (permisif) merupakan kebebasan bagi siswa dalam berbicara dan atau berpendapat sesuai dengan tujuan dari proses pembelajaran, sehingga dengan hal tersebut siswa tidak akan merasakan tekananan, adanya rasa takut, malu dan lainnya terhadap guru maupun sesame peserta didik.[9] 

3. Pemilihan media pengajaran dan metode yang sesuai
Menurut Nasrun dalam forum pendidikan mengemukakan bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan di sajikan, dituntut mampu menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik.[10]

BAB III 
KESIMPULAN

Pada hakikatnya pembelajaran yang efektif merupakan proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Upaya-upaya yang tersebut merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
  • Mulyasa, E., Menjadi kepala sekolah profesional: dalam konteks menyukseskan MBS dan KBK (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003)
  • Nawawi, Hadari, Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan (Jakarta: Haji Masagung, 1989)
  • Purwanto, Ngalim, Psikologi pendidikan remaja (Bandung: Remaja Rosda Karya,1996)
  • Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Jakarta: PT. Imtima, 2007) cet.11
  • Prayitno, Dasar teori dan praksis Pendidikan (Jakarta: Grasindo, 2009)
  • Rianto, Milan, Pengelolaan Kelas Model Pakem (Jakarta: Dirjen PMPTK, 2007)
  • Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2004)
  • Santrock, John W., educational Psychology, Terj.Tri wibowo B.S, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2008)
  • Semiawan, Cony, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta: Gramedia, 1990)
  • Slameto, Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi (Jakarta: rineka cipta, 1995)
  • W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Grasindo, TT)
  • Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

_______________________________
[1] Slameto,Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi, h. 94-97
[2] Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, h. 129
[3] John W. Santrock, educational Psychology, Terj.Tri wibowo B.S, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 9 
[4] Rosyada, ibid, h. 113
[5] Madri M. dan Rosmawati, Pemahaman Guru Tentang Strategi Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar, ( Jurnal Pembelajaran, Desember 2004 ), Vol. 27, No. 03, h. 274.
[6] Mary Underwood, Pengelolaan Kelas yang Efektif suatu Pendekatan Praktis, (Penerbit Arcan,2000), h 39.
[7] Cony Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta: Gramedia, 1990), hlm. 63
[8] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2129621, pembelajaran efektif, diunduh pada tanggal 16 Nopember 2011 Pukul 21:00 WIB
[9] W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Grasindo, TT), h. 85
[10] Nasrun, Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan, (Forum pendidikan :Universitas Negeri Padang, 2001), h.428.


Makalah atau artikelnya sudah di share, makasih ya !

Mau Makalah Gratis! Silahkan Tulis Email Anda.
Print PDF
Previous
Next Post »
Copyright © 2012 Aneka Makalah - All Rights Reserved