Makalah Pengembangan sains keperawatan dan hubungan interaktif antara pendidikan, pelayanan/praktik, dan riset keperawatan dalam pengembangan sains keperawatan
1.1 Latar Belakang
Sains keperawatan merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan respon manusia terhadap lingkungannya. Perkembangan sains keperawatan didasari oleh falsafah dan paradigma keperawatan sebagai kerangka ilmu untuk meningkatkan pelayanan keperawatan secara holistik. Sains keperawatan memiliki falsafah berupa keyakinan dan kerangka berpikir secara sistematis dan ilmiah yang mendasari suatu gambaran yang berdasarkan pada realitas dan logika sehingga menjadi panduan perawat untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara profesional. Ilmu keperawatan juga memiliki paradigma keperawatan sebagai kerangka ilmu untuk berfokus pada pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, sehat, dan keperawatan.
Pelayanan keperawatan profesional merupakan area yang dapat memunculkan berbagai perkembangan ilmu dan teori keperawatan. Hal ini didukung dengan perkembangan sains keperawatan yang diintegrasikan dalam pendidikan, pelayanan/ praktik, dan riset keperawatan. Ketiga hal tersebut memiliki peran masing-masing untuk meningkatkan pelayanan keperawatan yang lebih baik dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Hasil dari pemberian pelayanan keperawatan profesional dengan pendekatan sains keperawatan dapat menjadi solusi dari fenomena keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas perawatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, pengembangan sains keperawatan memiliki hubungan interaktif antara pendidikan, pelayanan/praktik, dan riset keperawatan sebagai ilmu terapan yang memiliki otonomi profesional.
Melalui makalah ini, kelompok tertarik untuk membahas tentang pengembangan sains keperawatan dan hubungan antara pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan dalam pengembangannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisis pengembangan sains keperawatan dan hubungan interaktif antara pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan dalam pengembangan sains keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
§ Mahasiswa mampu mengetahui hubungan interaktif antara pengembangan sains keperawatan dengan pendidikan
§ Mahasiswa mampu mengetahui hubungan interaktif antara pengembangan sains keperawatan dengan pelayanan
§ Mahasiswa mampu mengetahui hubungan interaktif antara pengembangan sains keperawatan dengan riset keperawatan
§ Mahasiswa mampu mengetahui pengembangan sains keperawatan dan hubungan interaktif antara pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan dalam pengembangan sains keperawatan.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui, menganalisis, dan menerapkan pengembangan sains keperawatan di pendidikan, pelayanan, dan riset keperawatan sebagai bagian dari pelayanan keperawatan profesional.
TINJAUAN TEORI
2.1 Sains Keperawatan
Sains keperawatan memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan dengan ilmu di bidang lain. Selain itu, sains keperawatan memiliki falsafah dan paradigma keperawatan yang mendasari berbagai aspek untuk meningkatkan pelayanan keperawatan profesional di bidang pendidikan, pelayanan/praktik, dan riset keperawatan (Ali, 2001). Sehingga, sains merupakan tubuh pengetahuan yang sistematis yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran tentang dunia melalui proses perbaikan diri yang berkesinambungan yang melibatkan perkembangan teori dan uji empiris.
Ilmu merupakan sebuah pengetahuan tentang sebab akibat atau asal usul yang memiliki ciri adanya suatu metodologi yang harus dicapai secara logis dan koheren, memiliki hubungan dengan tanggung jawab ilmuwan, bersifat universal, memiliki objektifitas tanpa disisipi oleh prasangka prasangka subjektif, dapat dikomunikasikan, kritis, terbuka dan berguna sebagai wujud hubungannya antara teori dan praktek (Hidayat, 2008). Hidayat (2008) juga menjelaskan bahwa keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia(biologis, psikologis, sosial dan spiritual) yang dapat ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat sakit.
2.2 Pendidikan Keperawatan
Pendidikan keperawatan merupakan sebuah proses “long life education” sangat penting bagi perawat dalam rangka sebagai sarana untuk mencapai profesionalisme dan peningkatan kinerja perawat. Perkembangan perawatan sebagai pelayanan profesional didukung juga oleh IPTEK yang didapatkan dari pendidikan dan pelatihan. Dari berbagai aspek pembangunan nasional, pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan bagian yang paling mendasar dalam pengembangan sumber daya manusia.
Pengembangan pendidikan keperawatan profesional dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan serta kerangka konsep pendidikan. Pengembangan pendidikan terutama berpedoman pada kebijakan pendidikan tinggi, khususnya UU No. 2 tahun 1989 dan PP No. 30 tahun 1990 serta Undang Undang kesehatan No. 23 tahun 1992. Pengembangan pendidikan keperawatan profesional diselenggarakan dalam berbagai jenjang dan jenis sesuai kebutuhan masyarakat.
Sebagai pendidikan profesional, pendidikan keperawatan harus dilandasi dengan kerangka konsep yang kokoh yang memiliki karakteristik pendidikan akademik-profesional yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, penyelesaian masalah secara ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif, mandiri serta pendidikan di lingkungan masyarakat.
2.3 Pelayanan Keperawatan
Praktik keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat profesional melalui kolaborasi dengan pasien dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik keperawatan ini menggunakan pengetahuan teoritik yang kuat dari berbagai ilmu dasar (biomedik, fisika, biologi, sosial, perilaku) dan ilmu keperawatan sebagai landasan dalam melakukan pengkajian, diagnosa keperawatan, menyusun perencanaan, melaksanakan asuhan keperawatan dan mengevaluasi tindakan serta mengadakan penyesuaian rencana keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Keperawatan sebagai suatu profesi diharapakan mampu mengembangkan ilmu yang dimiliki agar dapat diaplikasikan dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan profesional. Perawat harus mampu menganalisis informasi dan mengambil keputusan dalam memecahkan masalah klien.
2.4 Riset Keperawatan
Delaune (2002) menjelaskan bahwa riset keperawatan adalah metode sistematis dari hasil eksplorasi, deskripsi, penjelasan dari fenomena yang ada yang berhubungan dengan berbagai faktor yang menyebabkan perubahan dari suatu fenomena tersebut dan bagaimana fenomena tersebut mempengaruhi fenomena yang lain. Aktivitas pelayanan keperawatan adalah substansi sehingga menghasilkan hasil yang valid dan reliabel untuk klien baik secara individu, keluarga, group, maupun komunitas yang didapat dari berbagai riset keperawatan yang memiliki kerangka pengetahuan (body of knowledge).
Carper (1978, 1992) dalam Delaune (2002) menjelaskan bahwa riset keperawatan harus memiliki empat pola fundamental. Empat pola fundamental tersebut antara lain bersifat empirik: menggunakan riset sebagai hal yang menjelaskan, mendeskrisikan, dan memprediksikan, etikal: memperluas pengetahuan untuk menilai, mengklarifikasi, dan advokasi, personal: berfokus pada diri dan orang lain, serta estetik: menginterpretasi, mensintesis dari suatu pengetahuan.
Delaune (2002) menjelaskan bahwa riset keperawatan memiliki berbagai manfaat untuk pengembangan sains keperawatan. Manfaat tersebut antara lain memperkuat dasar – dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan dala kegiatan praktik klinik, pendidikan, dan manajemen keperawatan. Selain itu, dapat meningkatan kualitas pelayanan keperawatan melalui pemanfaatan hasil penelitian ilmiah, meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembiyaan pelayanan keperawatan, serta memahami fenomena secara profesional sehingga dapat menyusun perencanaan, memprediksi hasil, pengambilan keputusan, dan meningkatkan perilaku sehat klien
PEMBAHASAN
3.1 Hubungan Interaktif Antara Pendidikan Dalam Pengembangan Sains Keperawatan
Florence Nightingale merupakan salah satu tokoh keperawatan yang berjasa dalam perkembangan sains keperawatan dalam bidang pelayanan dan pendidikan. Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan dan standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien serta membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan perawatan pada orang sakit dengan orang sehat. Dan masih banyak tokoh lainnya yang mengemukakan Teori Model Keperawatan demi perbaikan mutu pelayanan dan pendidikan keperawatan demi tercapainya profesoinalime.
Berkembangnya sains keperawatan maka akan mempengaruhi perkembangan di bidang pendidikan ataupun sebaliknya. Pendidikan dan pengembangan sains keperawatan saling mempengaruhi. Pengembangan ilmu keperawatan dalam pendidikan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan. Sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu perawatan. Menurut Gaffar (1999) pendidikan khusus berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, penataan jenjang studi/pendidikan keperawatan, penyusunan kurikulum pendidikan, metode pembelajaran yang digunakan dan penyusunan kompetensi perawat di pendidikan tinggi adalah merupakan pengembangan sains keperawatan dalam pendidikan hingga diharapan mampu menjadi mitra kerja dalam memberikan standar pelayanan kesehatan yang profesional.
Dalam sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan. Kemudian juga, berkembangnya standar kompetensi dalam pendidikan, metode/sistem pembelajaran berdasarkan “student center learning” sehingga mahasiswa diajarkan mampu untuk berfikir kritis, menganalisa dan mengambil keputusan, berorientasi pada perkembangan pelayanan keperawatan secara global serta menyiapkan para lulusan akedemika yang mampu bekerja secara profesional baik ditingkat regional, nasional dan dunia (Siswanto, 2009).
Keperawatan di Indonesia juga mengalami kemajuan yang signifikan. Melalui lokakarya nasional keprawatan dengan kerjasama antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI (1983) yang menerima keperawatan sebagai pelayanan profesional (profesional service) dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi (professional education) serta ditetapkannya definisi, tugas, fungsi dan kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan professional yang dapat mengadakan pembaharuan , menjadi change agent, model keperawatan (nursing model) dan perbaikan mutu pelayanan/ asuhan keperawatan secara komprehensif dan holistik, serta penataan perkembangan pendidikan tinggi keperawatan.
Keperawatan sebagai suatu profesi, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengembangannya harus mampu mandiri. Untuk itu memerlukan suatu wadah yang mempunyai fungsi utama untuk menetapkan, mengatur serta mengendalikan berbagai hal yang berkaitan dengan profesi seperti pengaturan hak dan batas kewenangan, standar praktek, standar pendidikan, legislasi, kode etik profesi dan peraturan lain yang berkaitan dengan profesi keperawatan. Hal ini mengakibatkan profesi keperawatan selalu dituntut untuk mengembangkan diri dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan profesionalime keperawatan dan peningkatan sistem pelayanan.
Melalui pendidikan tinggi keperawatan diharapkan terjadi percepatan proses transisi keperawatan yang awalnya sebagai okupasional menjadi profesional. Berdasarkan RUU Keperawatan level keperawatan dibagi menjadi 4 yaitu perawat vokasional, profesional, spesialis dan konsulen. Penekanan pengembangan dan pembinaan pendidikan tinggi keperawatan lebih diarahkan pada upaya meningkatkan mutu pendidikan pada masa mendatang sehingga lulusan benar-benar menunjukkan sikap profesional, menguasai ilmu keperawatan secara optimal dan juga menguasai keterampilan keperawatan secara professional. Pada Mei 2006, diadakan pertemuan antara AIPNI dan PPNI untuk menyepakati Standar Kompetensi Ners dan Penetapan Kurikulum Inti. Kurikulum inti 60% (87 sks) untuk program akdemik 25 sks untuk program profesi. Program alih jenjang untuk akedemik 60-70 sks dan profesi 25 sks.
3.2 Hubungan Interaktif AntaraPelayanan/ Praktik Keperawatan Dalam Pengembangan Sains Keperawatan
Perkembangan sains keperawatan saat ini sudah berkembang cukup pesat terutama dalam bidang pelayanan. Pengembangan ini didukung dengan adanya riset yang dilakukan, sehingga hasilnya dapat digunakan dalam bidang pelayanan. Praktik keperawatan berorientasi pada pelayanan yang bersifat membantu (assistive in nature) dan pelayanan keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan Penerapan manajemen asuhan keperawatan profesional dapat menjadi salah satu contoh dalam pengembangan sains keperawatan di bidang pelayanan/praktik.
Tingkat praktik perawat secara langsung berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman dan keahlian perawat. Menurut Bener yang dikutip Christensen dan Kenney dalam Potter & Perry (2009) terdapat lima tingkatan keahlian perawat, yaitu: pemula, pemula lanjut, kompeten, terampil dan ahli. Perawat pemula bekerja berdasarkan pedoman/peraturan dalam melakukan tindakan. Sedangkan perawat pemula lanjut menggunakan prosedur yang telah dipelajari untuk menentukan suatu tindakan. Kemudian, perawat kompeten memiliki pengalaman lebih banyak, sehingga mereka memiliki kepercayaan diri untuk mengenali masalah dan melakukan tindakan keperawatan yang sesuai.
Perawat terampil memiliki kemampuan untuk mengenali lebih lanjut kondisi kliennya karena telah memiliki pengalaman yang lama dalam merawat pasien. Mereka lebih peka terhadap perubahan status klien, mengintepretasi situsi baru lebih cepat serta memahami perubahan halus pada pola klien dengan lebih baik. Sedangkan, perawat ahli dengan cepat memahami aspek-aspek penting dari situasi klien dan dapat mengidentifikasi perubahan-perubahan penting. Mereka memiliki kemampuan intuisi yang tinggi untuk mengenali faktor-faktor tersembunyi yang berinteraksi, mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan dan melakukan tindakan yang sesuai. Pemahaman mereka tidak didasarkan atas pengetahuan formal, meskipun hal ini tetap ada dalam latar belakang pendidikan mereka, namun demikian mereka tidak mengabaikan fakta-fakta penting dan tidak hanya bergantung pada intuisi mereka untuk mengambil keputusan.
Seiring dengan bertambahnya pengalaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan, perawat mampu mengintegrasikan dan mensintesis pengalaman mereka dengan menggunakan model keperawatan untuk diaplikasikan dalam pelayanan keperawatan. Seorang perawat diharapkan mengetahui isue-isue keperawatan yang berkembang, tidak hanya berfokus pada individu tapi juga pada keluarga, kelompok atau komunitas.
Tuntutan akan pelayanan keperawatan yang bermutu memberikan dampak pada sistem pelayanan keperawatan. Oleh karena itu terjadi pergeseran dalam pelayanan keperawatan. Dahulu, pelayanan keperawatan hanya didasarkan oleh keterampilan saja, namun setelah berkembangnya sains keperawatan, pelayanan yang diberikan telah didasari oleh ilmu pengetahuan dan teknolgi keperawatan.
Adanya kecenderungan perkembangan penyakit degeneratif saat ini mendorong pergeseran peran perawat yang dahulunya memiliki peran kuratif yang didominasi dokter menjadi peran preventif dan promotif. Adanya perkembangan sains juga menjadikan keperawatan saat ini terfragmentasi menjadi beberapa bidang pelayanan keperawatan, seperti bidang pelayanan keperawatan medikal bedah, anak, jiwa, maternitas, komunitas dan keperawatan gerontik. Pelayanan keperawatan harus dilandasi penguasaan iptek serta kiat keperawatan dalam memecahkan masalah klien. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga keperawatan yang berkualitas.
3.3 Hubungan Interaktif Antara Riset Keperawatan Dalam Pengembangan Sains Keperawatan
Riset keperawatan sebagai salah satu unsur penunjang dalam pengembangan ilmu keperawatan yang dapat memberikan kontribusi yang sangat besar dalam penyelesaian masalah keperawatan secara ilmiah. Riset keperawatan itu sendiri merupakan suatu usaha yang sistematis, terkendali dan empiris dalama pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah. Riset keperawatan juga merupakan proses ilmiah yang sangat berguna dalam menvalidasi pengetahuan yang ada dan membangun pengetahuan baru baik langsung/tidak langsung dapat mempengaruhi praktik keperawatan. Selain itu riset keperawatan juga dapat digunakan sebagai proses pencarian kebenaran secara sistematis yang di desain untuk meningkatkan pemahaman kita tentang isu – isu yang terkait dengan keperawatan.
Pengembangan riset itu sendiri sangat berkaitan dengan pengembangan sains keperawatan dimana keterkaitan tersebut dapat menjadi hubungan timbal balik yang saling menopang dalam keberhasilan riset keperawatan. Pengembangan sains keperawatan dalam bidang penelitian/riset ini mampu mengembangkan mengenai teori-teori model keperawatan yang berguna bagi pengembangan profesi keperawatan.
Hasil dari riset keperawatan yang salah satunya digunakan dalam praktik keperawatan berbasis temuan ilmiah (evidence based practice) sangat membantu perkembangan praktik ilmu keperawatan. Dengan adanya hasil dari riset keperawatan diharapkan mampu diaplikasikan dalam tindakan keperawatan melalui dukungan dari pemerintah yang terus memberikan kesempatan dalam pengembangan lembaga penelitian yang berfokus pada proses keperawatan.
Hasil dari riset keperawatan yang salah satunya digunakan dalam praktik keperawatan berbasis temuan ilmiah (evidence based practice) sangat membantu perkembangan praktik ilmu keperawatan. Dengan adanya hasil dari riset keperawatan diharapkan mampu diaplikasikan dalam tindakan keperawatan melalui dukungan dari pemerintah yang terus memberikan kesempatan dalam pengembangan lembaga penelitian yang berfokus pada proses keperawatan.
Riset yang dikembangkan berdasarkan sains keperawatan memiliki pengembangan domain yang berbeda dengan pengembangan ilmu lainnya. Berdasarkan National Iinstitutes of Health Clinical Center Nursing and Patient Care Services, riset keperawatan memiliki pengembangan domain yang terdiri dari manajemen kasus, praktik klinik, koordinasi dan kesinambungan perawatan, berkontribusi kepada sains keperawatan, dan proteksi manusia sebagai subjek. Oleh sebab itu, riset keperawatan menjadi hal yang substansi untuk pengembangan sains keperawatan. Hal ini dikarenakan, riset keperawatan memiliki falsafah dan paradigma keperawatan dari setiap fenomena yang akan memiliki pengaruh dibidang pendidikan dan pelayanan keperawatan profesional.
3.4 Hubungan Interaktif antara Pendidikan, Pelayanan/praktik dan Riset Keperawatan dalam Pengembangan Sains Keperawatan.
Interaksi antara pendidikan, pelayanan, dan riset keperawatan saling berkaitan dan mempengaruhi pengembangan sains keperawatan. Dalam pendidikan, sains keperawatan menjadi dasar untuk pengembangan kurikulum sehingga dapat memberikan kerangka ilmiah dan pemikiran analitis untuk menjawab fenomena-fenomena yang ditemukan di pelayanan/praktik. Melalui pendidikan, metodemetode ilmiah dipelajari dan teori keperawatan dikembangkan untuk menjadi tuntunan dalam melakukan riset keperawatan.
Pelayanan keperawatan juga memiliki hubungan interaksi dengan pendidikan dan riset. Pelayanana, dapat dijadikan sumber fenomena keparawatan yang terjadi, sehingga dapat menghasilkan model praktik keperawatan yang sesuai dengan teori yang dikembangkan di pendidikan dan telah dibuktikan melalui riset keperawatan. Sedangkan riset keperawatan menjadi hal substansi dalam pengembangan sains keperawatan, karena melalui riset keperawatan dapt dibuktikan suatu teori yang dikembangkan di pendidikan sehingga dapat bermanfaat dan dipraktekkan di pelayanan kesehatan. Seperti pada Journal Advance Nursing pada perawatan luka dengan balutan madu, telah membuktikan bahwa balutan madu memiliki keuntungan klinis pada perawatan luka yaitu dapat mempersingkat penyembuhan luka sebesar 46% dibandingkan dengan merawat luka menggunakan balutan konvensional (Robson, 2009). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pendidikan, pelayanan dan riset keperawatan saling memiliki hubungan interaksi yang tidak dapat dipisahkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Pendidikan tinggi keperawatan dalam pengembangan sains keperawatan memiliki peran dalam mengembangkan kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan sains keperawatan sehingga dapat meningkatkan profesionalisme dalam keperawatan
2. Pelayanan keperawatan menjadi sumber untuk pengembangan sains keperawatan karena pelayanan keperawatan menjadi model untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan profesional
3. Riset keperawatan merupakan hal substansi untuk pengembangan sains keperawatan karena riset keperawatan memiliki bukti empirik, menggunakan metode sistematis dan ilmiah untuk menjelaskan berbagai fenomena berdasarkan falsafah dan paradigma keperawatan yang dapat mempengaruhi pendidikan dan pelayanan keperawatan profesional.
4. Pendidikan, pelayanan, dan riset keperawatan memiliki hubungan interaksi yang saling mempengaruhi dalam pengembangan sains keperawatan
4.2 Saran
1. Untuk meningkatkan pendidikan tinggi keperawatan profesional, diperlukan pembinaan dari organisasi profesi, kementerian kesehatan dan kementerian pendidikan dan budaya serta lintas sektoral lainnya dalam pelaksanaan pendidikan tinggi keperawatan.
2. Untuk meningkatkan pelayanan keperawatan, diperlukan perawat profesional untuk melakukan asuhan keperawatan melalui pendekatan teori keperawatan
3. Untuk meningkatkan riset keperawatan, diperlukan berbagai usaha baik dari pendidikan tinggi keperawatan maupun pelayanan. Dikembangkanya penelitian yang akan menjadi evidence based nursing di pendidikan dan pelayanan.
Jika Anda Tertarik untuk mengcopy Makalah ini, maka secara ikhlas saya mengijinkannya, tapi saya berharap sobat menaruh link saya ya..saya yakin Sobat orang yang baik. selain Makalah Makalah Pengembangan sains keperawatan, anda dapat membaca Makalah lainnya di Aneka Ragam Makalah. dan Jika Anda Ingin Berbagi Makalah Anda ke blog saya silahkan anda klik disini.Salam saya Ibrahim Lubis. email :ibrahimstwo0@gmail.com |