Aneka Ragam Makalah

Makalah tentang Hadapi New Normal dengan Update Strategi Pembelajaran Digital



Jika bermanfaat, Mohon di Share ya !. kalau sempat sumbang tulisannya ya !
Makalah Hadapi New Normal dengan Update Strategi Pembelajaran Digital
Oleh: Puti Alifa Rudi Yanto

Dalam menghadapi era new normal ini atau sesuatu yang tidak biasa dialami sebab adanya pandemi COVID-19, dunia pendidikan menghadapi problem sistem pembelajaran yang berpangkal dari tradisional membentuk digital.

Sekarang di ambil alih dengan kegiatan pembelajaran melalui media elektronik (e-learning) baik cara singkron maupun cara nir-sinkron. E-learning nir-sinkron dapat dilakukan secara dalam jaringan (daring) ataupun secara luar jaringan (luring).

Saat pembelajaran daring, para pendidik dan peserta didik pada waktu yang sama berada dalam aplikasi atau platform internet yang sama dan bisa berinteraksi satu sama lain, layaknya pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan selama ini. Sedangkan pada pembelajaran luring, pendidik melakukan pengunggahan atau meng-upload materi pembelajaran tersebut melalui web, mengirim lewat surat elektronik (e-mail) ataupun mengunggahnya melalui media sosial untuk kemudian dapat di download oleh para peserta didik.

Cara pada saat pembelajaran luring, peserta didik melakukan pembelajaran secara mandiri tanpa terikat waktu dan tempat. Lain halnya, e-learning secara singkron hanya dapat dilakukan secara daring. Walaupun pada realitanya, aktivitas belajar mengajar secara e-learning telah digunakan oleh beberapa perguruan tinggi dari sejak lama, tetapi cara pembelajaran seperti ini adalah kesadaran (awareness) terhadap era Industrial Revolution 4.0, era yang melibatkan perubahan pada cara manusia saat bekerja, berinteraksi dan bertransaksi.

Tidak ada yang dapat menjangkau kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Namun demikian, pasca pandemi Covid-19 nantinya, new normal pendidikan yang telah dimulai baiknya dilanjutkan dan disempurnakan lagi sehingga memenuhi konsep blended learning, yaitu suatu konsep pendidikan yang mengombinasikan metode kuliah tatap muka di ruang kelas dengan e-learning, dan pada saatnya, dunia pendidikan akan benar-benar berada dalam era education 4.0. Terkait e-learning di perguruan tinggi, jika yang menjadi ukuran adalah “dapat dilakukan”, maka tidak bisa dihindari bahwa semua universitas dapat melakukannya.

Tetapi, apakah kualitas e-learning tersebut bisa terpenuhi sesuai dengan yang diinginkan? Jelas saja akan sulit dijawab sebab dalam hal ini melibatkan banyak faktor, memerlukan keterlibatan banyak pihak, dan harus dipersiapkan lagi sebaik mungkin. Pada saat titik ini, saya selaku penulis berpendapat, setidaknya ada enam hal penting yang patut menjadi perhatian sebuah perguruan tinggi dalam mempersiapkan e-learning.

Berikut ini 6 Hal Penting dalam Menerapkan e-learning yaitu :

1. Dosen dan mahasiswa harus meningkatkan keterampilan internet dan literasi komputer
Setidaknya, dosen harus mampu memanfaatkan kanal-kanal yang tersedia, seperti Learning Management System, media komunikasi berbasis audio-video, media sosial serta media penyimpan data yang dapat digunakan membantu terjadinya kegiatan belajar mengajar yang berkualitas.

Secara umum, keterampilan internet dan literasi komputer mahasiswa lebih baik daripada dosen, sehingga yang menjadi pertimbangan dari sisi mahasiswa adalah koneksi internet, terutama di daerah-daerah terpencil, terdepan dan tertinggal, dan beberapa mahasiswa mungkin akan terbebani jika menggunakan paket data.

2. Menentukan kembali capaian pembelajaran
Dosen mampu melakukan pengajaran konstruktif (constructive aligment) ulang terhadap keselarasan tiga komponen Outcome Based Education (OBE), yakni (1) capaian pembelajaran, (2) aktivitas pembelajaran, dan (3) metode asesmen yang telah disusun dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS).

RPS tidak perlu diubah secara total, namun cukup dengan menentukan kembali capaian pembelajaran mana yang dapat disampaikan secara e-learning dan mana yang tidak, karena tidak semua capaian pembelajaran dapat terpenuhi dengan pelaksanaan e-learning, seperti keterampilan yang bersifat hands on, terutama pada program-program studi vokasi.

Selanjutnya lakukan pemetaan ulang capaian pembelajaran terhadap aktivitas pembelajaran, termasuk penentuan metode asesmen yang sesuai bagi setiap capaian pembelajaran.

3. Dosen harus menjamin kesiapan (readiness) materi kuliah dengan perspektif
Belajar mandiri dalam format digital sedemikian rupa sehingga mahasiswa mudah memahami materi kuliah, terutama jika diberikan secara luring.

Untuk mata kulliah umum, dasar keahlian dan pengetahuan terapan, penyampaian materi kuliah dalam bentuk ringkasan kuliah sebaiknya dihindari, akan lebih tepat jikalau dosen memberikan catatan kuliah, penggunaan software simulasi yang open source, ataupun rekaman audio-video. Materi kuliah praktik yang menggunakan toolbox, dosen diharapkan menyiapkan rekaman tutorial, untuk dipelajari mahasiswa secara mandiri.

4. Tentukan durasi setiap unit pembelajaran
Durasi pembelajaran erat kaitannya dengan beban belajar mahasiswa (Student Learning Time/SLT) yang ditentukan dengan jumlah satuan kredit yang diambil mahasiswa. Untuk pembelajaran daring, perhatikan waktu yang koheren sesuai dengan tingkat pengaturan diri dan kemampuan metakognitif mahasiswa. Penentuan durasi setiap unit pembelajaran sangatlah penting, terutama dalam memberikan tugas kepada mahasiswa. Tugas yang menyita waktu dapat membuat beban belajar mahasiswa menjadi jauh lebih tinggi dari beban kredit yang diambilnya.

5. Asesmen dalam bentuk kuis dan tugas mandiri harus siap
Asesmen dalam bentuk kuis dan tugas mandiri lainnya harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga kualitas soal tetap memenuhi taxonomy level yang sesuai dengan jenjang program studi. Ujian formatif dan sumatif sebaiknya tetap dilakukan secara langsung dan terjadwal sebagaimana cara konvensional yang dipraktikkan selama ini.

6. Kampus harus mempersiapkan infrastruktur dan bandwidth yang cukup
kampus harus mempersiapkan infrastruktur dan bandwidth yang cukup jika menggunakan jaringan kampus. Lonjakan pengguna secara tiba -tiba dan pemakaian yang simultan akan menyebabkan server mengalami bottleneck, hang, hingga down.

Selain itu, kampus harus menetapkan aplikasi atau platform yang dipakai guna menghindari mahasiswa mengunduh dan mencoba terlalu banyak aplikasi atau platform. Tentu saja perguruan tinggi tidak semata-mata menumpukan perhatian kepada enam hal yang diuraikan di atas. Namun, setidaknya bisa menjadi langkah awal bagi perguruan tinggi saat menyusun e-learning dalam menerapkan Blended Learning guna mewujudkan Education 4.0 yang akan menjadi New Normal di era Industrial Revolution 4.0 pasca pandemi Covid-19 nantinya.

Makalah ini disumbangkan oleh:
  • Penulis : Puti Alifa Rudi Yanto
  • Mahasiswi : Semester VII
  • Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Pamulang


Makalah atau artikelnya sudah di share, makasih ya !

Mau Makalah Gratis! Silahkan Tulis Email Anda.
Print PDF
Previous
Next Post »
Copyright © 2012 Aneka Makalah - All Rights Reserved